PAI dan Budi Pekerti SD

Welcome

Selamat Berkunjung di Blog PAI dan Budi Pekerti SD

Materi PAI dan Budi Pekerti SD

Selamat Membaca, Semoga Bermanfaat

  


Aplikasi Quran Kemenag in Ms.Word adalah program destop untuk PC dan laptop dalam membantu pengutipan ayat Alquran dengan mudah dan benar.   Beberapa keunggulan aplikasi ini sebagai berikut:   1. Mudah mencari ayat dan mengutipnya dalam word karena terintegrasi di menu "add in".   2. Rasm yang digunakan adalah Rasm Usmani sesuai Mushaf Standar Indonesia.   3. Font yang digunakan karya anak bangsa, yaitu tulisan Ustaz Isep Misbah yang dikembangkan menjadi font oleh Tim IT Lajnah Pentashihan Muahaf Alquran Kemenag.   4. Dilengkapi dengan: a) Terjemahan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris; b) Tafsir Wajiz; c) Tafsir Tahlili Kemenag.   5. Mudah dalam pencarian tema-tema  Alquran.   6. Tambahan fitur-fitur yang bermanfaat dalam layouting dan tampilan.   7. Dan yang paling penting adalah sudah ditashih oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kemenag.   Demikian, semoga Allah menjadikannya bermanfaat bagi umat dan diterima sebagai amal jariyah yang diridhai-Nya bagi kita semua. Aamiin!  Download aplikasinya di link ini

Quran Kemenag in Word

Font LPMQ Isep Misbah


Sumber : https://balitbangdiklat.kemenag.go.id/berita/aplikasi-quran-kemenag-in-word

  


KISI-KISI SOAL ASESMEN SUMATIF TENGAH SEMESTER II

SEKOLAH DASAR

PAI DAN BUDI PEKERTI

TAHUN PELAJARAN 2024/2025


  • Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 1 || UNDUH

  • Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 2 || UNDUH

  • Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 3 || UNDUH

  • Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 4 || UNDUH

  • Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 5 || UNDUH

  • Kisi-kisi Soal ASTS II PAI BP Kelas 6 || UNDUH

 

  



KISI-KISI SOAL

PENILAIAN SUMATIF AKHIR SEMESTER

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI

TAHUN PELAJARAN 2024/2025

 


  • KISI-KISI SOAL PAS PAI & BP KELAS 1 | UNDUH

  • KISI-KISI SOAL PAS PAI & BP KELAS 2 | UNDUH

  • KISI-KISI SOAL PAS PAI & BP KELAS 3 | UNDUH

  • KISI-KISI SOAL PAS PAI & BP KELAS 4 | UNDUH

  • KISI-KISI SOAL PAS PAI & BP KELAS 5 | UNDUH

  • KISI-KISI SOAL PAS PAI & BP KELAS 6 | UNDUH

 

 
Tujuan Pembelajaran

1. Menyebutkan nasab dan gelar Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khatab

2. Menjelaskan dakwah Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab

3. Menjelaskan jasa-jasa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab

4. Membuat paparan tentang jasa-jasa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab

5. Bersikap dan berkarakter dari keteladanan Khulafaurrasyidin


Pendalaman Materi

A. Abu Bakar

1) Nasab dan Gelar Abu Bakar

Masa Jahiliyah, sebelum memeluk Islam, Abu Bakar bernama  Abdul Ka’bah dan setelah memeluk Islam, ia diberi nama oleh Rasulullah saw. dengan sebutan Abdullah.

Beliau adalah seorang laki-laki yang segera masuk Islam ketika Muhammad sahabat dekatnya diangkat menjadi Nabi oleh Allah Swt. Oleh karena itu, beliau diberi nama Abu Bakar.Abu artinya Bapak. Bakar artinya dengan segera.

Abu Bakar dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Umi Al-Khair yang semula bernama Salma binti Ṣakhir bin Amir. Sedangkan, ayahnya bernama Abu Qahafah yang semula bernama Uṡman bin Amir.

2) Dakwah Abu Bakar al-Ṣiddiq

a) Ketika Muhammad saw, sahabat dekatnya mengabarkan bahwa ia telah diangkat sebagai Nabi oleh Allah Swt. Abu Bakar (saat itu masih bernama Abdul Ka’bah) segera beriman kepada Allah dan mempercayai atas kenabian Muhammad saw. Abu Bakar terus berdakwah bersama Nabi saw. mengajak sahabat dekatnya memeluk Islam di antaranya: Uṡman, Zubair, Talhah, Abdurahman, dan Sa’ad ibn Abi Waqas. Abu Bakar dengan hartanya memerdekakan tujuh budak yang disiksa karena memeluk Islam di antaranya: Bilal, Ammar, dan Zunairah.

b) Membenarkan peristiwa Isrā Mi’raj.

c) Berhijrah di masa-masa akhir, saat kemarahan kair Quraisy memuncak dan fokus mereka  tertuju kepada orang-orang muslim yang masih tersisa di Makkah, Abu Bakar mengatur strategi untuk pergi meninggalkan tanah kelahirannya.

d) Saat Rasulullah saw. wafat, para sahabat dan kaum muslimin dirundung sedih mendalam. Keimanan kaum muslimin dalam krisis. Abu Bakar tampil dengan tegar menenangkan mereka dengan kalimat yang menyadarkan keimanan yang mulai goyah. “Barang siapa di antara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia. Tetapi, barang siapa di antara kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tidak meninggal.”

3) Abu Bakar Menjadi Khalifah

a) Menjaga Persatuan Kaum Muslimin

Setelah Nabi saw wafat, kaum Ansar dan Muhajirin berkumpul di rumah Sa’ad ibn Ubadah di Saqifah Bani Sa’idah. Mereka bermusyawarah dari siang  sampai Senin malam 12 Rabi’ul Awwal tahun ke-11 Hijrah. Semua yang hadir akhirnya sepakat 

mengangkat dan membaiat Abu Bakar sebagai Khalifah.

b) Membangkitkan Kepercayaan Diri Kaum Muslimin

Abu Bakar menjadi khalifah di saat krisis. Kaum muslimin kehilangan kepercayaan diri, putus asa. Untuk membangkitkan kekuatan kaum muslimin, Abu Bakar memulai dari 

mengobarkan semangat pasukan militer, melanjutkan ekspedisi pasukan militer pimpinan Usamah bin Zaid yang tertunda karena sakitnya sampai wafatnya Rasulullah 

saw.

c) Menegakkan Keimanan dan Hukum

Saat Nabi saw. masih hidup, orang-orang munaik tidak menunjukkan kemunaikannya. Namun, ketika Rasullah saw. wafat, mereka menampakkan dirinya dan kembali murtad. Ada yang menentang tidak membayar zakat, ada pula yang bersekutu menjadi pengikut nabi palsu.

Abu Bakar, khalifah penerus Rasulullah saw. Ia dihadapkan dengan krisis akidah dan hukum. Oleh sebab itu, ia menetapkan beberapa kebijakan di antaranya:

1) Menumpas pemberontakan kaum munaik yang dipimpin para nabi palsu seperti Musyailamah al-Kazzab dan Aswad al-Ansi.

2) Menumpas pengkhianatan orang-orang murtad yang tersebar di seluruh Jazirah Arab, baik Timur, Barat, Utara, maupun Selatan. Tindakan tegas Abu Bakar berhasil mengembalikan kesadaran dan keimanan mereka kepada Islam yang sudah dipeluknya, sehingga Jazirah Arab terbebas dari riddah atau pemurtadan masal.

3) Menegakkan syariat Islam (hukum) yakni tidak memisahkan kewajiban salat dengan zakat. Memberantas orang-orang yang menghasut ummat untuk menolak membayar zakat. Abu Bakar menegaskan bahwa zakat adalah haknya harta.

d) Kodiikasi Al-Qur’an dalam Satu Mushaf

Dalam peristiwa Yamamah penghafal Qur’an gugur mencapai 700 orang. Oleh sebab itu, Umar bin Khattab mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar al-Ṣiddiq agar mengumpulkan Al-Qur’an dalam satu musḥaf. Umar bin Khattab takut Al-Qur’an akan 

hilang karena para penghafalnya semakin berkurang.

Khalifah Abu Bakar menerima usulan Umar bin Khattab. Ia menugaskan Zaid bin Ṡabit menjadi pengumpul Al-Qur’an. Kemudian, Zaid bin Ṡabit mengumpulkan Al-Qur’an dari pelepah kurma, tulang, kulit hewan, lempengan batu, dan dari para penghafal Al-Qur’an.

Khalifah Abu Bakar al-Ṣiddiq wafat Senin malam, tanggal 22 Jumadil Akhir tahun 13 H dalam usia 63 tahun. Abu Bakar menjadi khalifah selama 2 tahun. Ia menderita sakit panas selama 15 hari. Kalimat terakhir yang diucapakan sebelum wafat, “Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh” (Q.S Yusuf/12: 101)

B. Umar bin Khattab

1) Nama, Nasab dan Gelar

Umar lahir 13 tahun setelah Tahun Gajah. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Hantamah. Umar bin Khattab tumbuh dalam keberanian, keperwiraan, kecerdasan, dan karakter Jahiliyah.

Sebelum masuk Islam, Umar mewarisi ayahnya sebagai tokoh dan pembesar Quraisy. Kaum Quraisy selalu menjadikan Umar sebagai duta dan perwakilan dalam penyelesaian konlik dan peperangan. Ia salah satu pembenci, penentang Islam, bahkan pernah merencanakan untuk membunuh Muhammad saw.

Umar bin Khattab menyatakan keislaman pada tahun ke-6 kenabian. Ia merupakan orang ke-40 yang masuk Islam sejak Muhammad saw diangkat menjadi Rasulullah. Keislaman Umar bin Khattab dimohonkan Rasulullah saw kepada Allah Swt.

Aisyah r.a mengatakan, “Rasulullah saw menamakan Umar dengan al-Faruq.” Al-Faruq artinya yang dapat membedakan yang hak dan batil atau membedakan yang benar dan salah.

2) Dakwah Umar bin Khatab

a) Umar bin Khatab mengumumkan keislamannya kepada kaum Quraisy, kemudian meminta dan menjamin Rasulullah saw untuk berdakwah secara terang-terangan.

b) Umar bin Khattab setia menemani Rasulullah saw berdakwah.

c) Umar bin Khattab tidak sungkan menyampaikan pendapat kepada Rasulullah saw.

d) Umar bin Khattab orang pertama yang memerintahkan untuk menghidupkan malam-malam bulan Ramadan dengan salat malam bersama dengan satu imam.

e) Umar bin Khattab memberi kebebasan berpendapat baik kepada laki-laki maupun perempuan.

3) Umar bin Khattab Menjadi Khalifah

Setelah menjadi khalifah, Umar bin Khattab digelari Amirul Mukminin. Ia merupakan khalifah yang jenius. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab banyak menciptakan hal-hal baru dalam memimpin umat dan mengelola negara.

a) Menciptakan peraturan keuangan negara dan meletakkan dasar-dasar ilmu keuangan tersebut.

b) Kepedulian Umar bin Khattab ra. kepada keamanan negara antara lain mendirikan lembaga kepolisian, korps militer untuk pertahanan, keamanan, dan ketertiban dalam masyarakat. Mereka digaji sesuai dengan tugasnya.

c) Membangun lembaga peradilan, mengangkat para qadi (hakim-hakim) dan meletakkan dasar ilmu kehakiman untuk mengadili perkara-perkara dan membangun kantor-kantor dan dewan.

d) Melakukan pembangunan di beberapa kota seperti: kota Fustat di Mesir oleh Amr bin Aṣ, kota Kufah oleh Sa’ad bin Abi Waqas, kota Basrah di Iraq oleh Atbah bin Khazwan.

e) Kepedulian Umar bin Khattab kepada pengelolaan masjid dengan memberi gaji para imam (salat) dan muazin (tukang azan), pengadaan lampu penerangan di masjid–masjid, pengorganisasian khutbah-khutbah, pendirian baitul mal dan lain-lain.

f) Menciptakan penanggalan kalender Hijriyah, dimulai dari Hijrah Nabi saw. dari Makah ke Madinah. Kalender tersebut dimulai dari bulan Muḥarram.

g) Umar bin khattab orang pertama yang mencatat dan menulis sejarah dalam bentuk buku.

h) Mengasihi dan menyayangi fakir miskin, mendatangi pasar-pasar agar harga barang dapat terkendali.

i) Mengadakan operasi masyarakat miskin yang butuh bantuan, khususnya pangan dari rumah ke rumah. Umar memanggul karung sendiri dan menolak dibantu oleh pegawainya.


Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan deinisi halal dan haram

2. Menyebutkan dasar hukum halal dan haram

3. Menjelaskan sebab-sebab halal dan haram

4. Membuat paparan tentang hukum halal dan haram

5. Menerapkan ketentuan halal dan haram dalam kehidupan sehari-hari


Pendalaman Materi

A. Pengertian Halal dan Haram

1) Definisi Umum

Halal adalah segala sesuatu atau kegiatan yang diizinkan atau dibolehkan oleh syariat Islam untuk digunakan atau dilaksanakan. Secara sederhana Halal diartikan boleh, dibolehkan, atau dibenarkan.

Haram adalah sesuatu atau kegiatan yang tidak dizinkan,tidak dibolehkan, atau dilarang untuk digunakan atau dilaksanakan.

2) Definisi Khusus

Halal adalah segala sesuatu yang diperbolehkan oleh syariat Islam untuk digunakan, dikonsumsi, atau dilakukan.

Haram adalah segala sesuatu yang dilarang oleh syariat Islam untuk digunakan, dikonsumsi, atau dilakakukan.

B. Dasar Hukum

1) Al-Quran

Al-Qur’an adalah sumber hukum utama dalam ajaran Islam. Segala yang dihalalkan dalam Al-Qur’an adalah pasti halalnya dan segala hal yang diharamkan dalam Al-Qur’an maka sudah pasti haramnya. 

Para ulama meneliti bahwa dalam halal dan haram lebih dari 30 ayat.

2) Al-Hadis

Al-Sunnah adalah perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad saw. yang dijadikan landasan syariat Islam.

Al-Ḥadiṡ atau al-Sunnah berfungsi menjelas-kan hal-hal yang dimaksudkan oleh Al-Qur’an, 

menerangkan hukum-hukum yang tidak tersebut secara jelas dalam Al-Qur’an, dan 

merinci hal-hal yang dinyatakan secara umum di dalam Al-Qur’an.

3) Ijtihad

ijtihad adalah pengerahan segala upaya, pengetahuan, kemampuan, terutama kemampuan daya pikir yang dimiliki para Mujtahid untuk menggali dan menemukan hukum-hukum syariat.

Di Indonesia, Ulama yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang bisa berijtihad dan memberi fatwa atas hal-hal yang dipertanyakan oleh masyarakat tentang boleh tidaknya sesuatu dalam hukum Islam.

C. Sebab-Sebab Halal dan Haram

Halal dan haram bisa disebabkan oleh beberapa hal baik zat, sifat, atau proses pengerjaannya.

1) Zat Asal

Allah Swt. telah menetapkan sesuatu yang haram karena zat asalnya. Seperti bangkai, darah, dan babi.

Apabila setetes benda haram bercampur dengan benda yang halal, maka semuanya akan menjadi haram. Misalnya, benda apapun yang dicampuri atau tercampur 

dengan zat dari babi, maka benda tersebut haram dimakan, diminum, atau pun dipakai oleh umat Islam.

2) Sifat Asal

Perbuatan dan sikap yang sifatnya buruk, jahat, judi, atau syirik diharamkan oleh Allah. Semua yang dilakukan bersifat buruk, jahat, judi, atau syirik walau pun dengan niat, cara, dan hasil sebagus apa pun, tetap haram.

3) Proses

Halal atau haramnya seuatu bisa disebabkan oleh prosesnya. Proses pembuatan, pengerjaan, atau cara mendapatkannya akan menentukan hasilnya, halal atau haram. Kecuali, sesuatu yang asal zat dan sifatnya haram tidak bisa berubah menjadi halal, walaupun, prosesnya bagus dan benar.

Begitu juga, sesuatu yang zat dan sifat asalnya baik jika prosesnya tidak memenuhi 

syarat-syarat, hasilnya haram.

Selain proses pembuatan, yang harus diperhatiakan cara mendapatkan. Sesuatu yang zatnya halal jika diperoleh atau didapatkan dengan cara yang sifatnya buruk atau jahat, maka hasilnya menjadi haram.

D. Penerapan Hukum Halal dan Haram

1) Penerapan dalam Sikap

Kita harus mulai membiasakan penerapan halal dan haram. Mulailah dari sikap mengakui dan meyakini bahwa hukum halal dan haram ditetapkan oleh Allah untuk kemaslahatan seluruh makhluk.

2) Penerapan dalam Perilaku

Membuang sampah sembarangan termasuk perbuatan buruk, zalim kepada lingkungan, dan bisa merugikan orang lain, karena berawal dari perbuatan inilah terjadinya bencana yang menyengsarakan orang lain. Tetapi, belum ada yang menghukuminya dengan ‘haram’, sehingga banyak perbuatan yang merugikan diri, orang lain, dan lingkungan, tetapi pelakunya tidak menyadari bahwa perbuatan seperti itu termasuk haram.

3) Penerapan dalam Konsumsi

Untuk menjamin semua produk benar-benar halal, maka pemerintah mengeluarkan UU. Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPHI).

Untuk mendapatkan sertiikat halal, suatu produk harus diperiksa oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) seperti Lembaga Pengkajian Pangan Obat- obatan dan Kosmetik (LPPOM-MUI).

Mengonsumsi dan menggunakan barang yang halal dan meninggalkan barang yang haram hukumnya wajib.


 

Tujuan Pembelajaran

1. Menyebutkan arti menyatakan penyesalan dan memaafkan

2. Menjelaskan pentingnya adab menyesal dan memaafkan

3. Memerinci ciri-ciri orang yang pemaaf.

4. Menungkapkan hikmah menyatakan penyesalan dan memaafkan.

5. Menerapkan dan memraktekkan menyatakan penyesalan dan memaafkan dalam kehidupan sehari-hari


Pendalaman Materi

A. Pengertian Maaf dan Memaafkan

Kata maaf dalam Al-Qur’an disebut al-Afwu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) maaf artinya ungkapan pesenyesalan.

Menyatakan penyesalan atas kesalahan berarti menyadari perbuatan salah atau dosa dan menyerahkan  sepenuhnya kepada orang yang telah dianiaya. Sedangkan, memaafkan berarti menghapuskan atau melepaskan rasa dendam di hati dengan ikhlas.

B. Pentingnya Menyatakan Penyesalan

Menyatakan penyesalan atas kesalahan membutuhkan jiwa kesatria, berani berbuat berani bertanggung jawab. Orang yang pengecut tidak akan mau menyatakan penyesalan karena ia marasa tidak bersalah, merasa tidak berdosa, atau merasa benar sendiri atas perbuatan atau ucapannya.

Syarat-syarat dan adab menyatakan penyesalan yang baik. 

a. Mengakui kesalahan

b. Menyesali kesalahannya

c. Jangan mencari alasan

d. Dilakukan dengan sungguh-sungguh

e. Bertekad untuk tidak mengulanginya

f. Jika berupa harta, mengembalikan hak yang diambilnya

g. kesiapan mental untuk merendahkan diri di hadapan orang yang pernah dianiaya atau diẓalimi

Orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa.

Syarat-syarat dan adab memberi maaf yang baik

a. Ikhlas karena Allah Swt.

b. Melapaskan hak membalas

c. Tidak menuntut denda atau syarat

d. Menghapus rasa sakit hati

e. Tidak menyisakan dendam

f. Menghilangkan amarah

C. Hikmah Menyatakan Penyesalan dan Memaafkan

Banyak hikmah menyatakan penyesalan dan memaafkan yang Allah Swt. telah janjikan, yakni:

a. Dimuliakan oleh Allah Swt

b. Mendapatkan pahala melebihi pahala sedekah

c. Telah meneladani Rasulullah saw

d. Menghapuskan rasa bersalah yang berkepanjangan

e. Terbebas dari rasa dendam dan penyakit hati lainnya

f. Mempererat persaudaraan

Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan arti dan makna Asmaulhusna al-Ghaffar, al-Afuw, al-Wāḥid, dan al-Ṣamad

2. Membuat karya berupa menulis Asmaulhusna al-Ghaffar, al-Afuw, al-Wāḥid, dan al-Ṣamad dengan seni kaligrai

3. Melafalkan Asmaulhusna al-Ghaffar, al-Afuw, al-Wāḥid, dan al-Ṣamad dengan baik dan benar

4. Terbiasa menumbuhkan sikap mandiri dan bertanggung jawab.


Pendalaman Materi

A. Makna al-Gaffār, al-‘Afuw, al-Wāḥid, dan al-Ṣamad

1. Al-Gaffar

Al-Gaffār berasal dari kata gafara yang artinya menutup. Dalam bahasa Arab, kata dasar gafara dapat membentuk menjadi kata yang sangat beragam seperti istigfār (permohonan ampunan), magirah (ampunan), gufrān (ampunan), gāir (yang mengampuni), gafūr (pengampun), gufrah (alat penutup), gafīr (yang menutupi). Dialah Allah Swt. yang menutup dosa-dosa hamba-Nya.

Meneladan al-Gaffār dengan cara membiasakan untuk belajar menutupi aib orang lain. Menutupi aib orang lain maksudnya, apabila kalian mengetahui kesalahan, keburukan, atau dosa yang dilakukan orang lain sekecil apapun baik langsung atau dari orang lain, tidak boleh membukanya atau menceritakannya kembali kepada orang lain agar tidak menyebar dan diketahui orang banyak.

2. Al-Afuw

Al-’Afuw berasal dari kata ‘afwu artinya menghapuskan, menghilangkan, atau melenyapkan. Dengan sifat al-‘Afuw-Nya, Allah Swt. menghapuskan semua dosa makhluk.

Kita bisa meneladan al-‘Afuw dalam kehidupan sehari-hari dengan cara:

a) Memaafkan kesalahan orang lain yang berbuat salah kepada kalian baik sengaja maupun tidak sengaja

b) Menghapuskan dan melenyapkan semua kesalahan orang dari hati agar tidak diungkit kembali selamanya

c) Tidak memelihara rasa dendam dalam hati

Allah Swt. tidak akan menerima taubat seseorang sebelum orang yang dianiaya atau disakitinya memaafkan.

Dalam hubungan kita dengan sesama manusia harus senantiasa berhati-hati baik pikiran, ucapan, dan perbuatan jangan sampai terjebak dengan perbuatan dosa, khususnya dosa sū’uẓan akibat terlalu cepat menerima dan menyebarkan berita bohong (hoax).

Apabila Kalian menerima informasi atau berita tidak baik, hendaknya menelusuri sumber 

beritanya untuk mendapat penjelasan (tabayyun) yang sebenarnya, sehingga terhindar dari perbuatan itnah.

3. Al-Wahid

Al-Wāḥid artinya tunggal. Al-Wāḥid adalah zat Tunggal, sendiri, dan tanpa ada yang lain. Allah tidak punya sekutu dan tandingan.

Ciri orang yang mengimani kemahaesaan atau kemahatunggalan Allah di antaranya adalah :

a) Selalu mengucapkan Lailahaillallah

b) Selalu melaksanakan salat wajib

c) Hanya berdoa dan meminta kepada Allah

d) Menghindari perbuatan dan ucapan yang mendekati kemusyrikan

e) Fokus kepada satu tujuan yang ingin dicapai

4. As-Samad

Al-Ṣamad artinya tempat meminta dan tempat menggantungkan harapan.

Kita bisa meneladan al-‘Afuw dalam kehidupan sehari-hari dengan cara:

a) Beribadah kepada Allah Swt. dengan sungguh-sungguh 

b) Bermohon hanya kepada Allah Swt. untuk mencapai cita-cita terbaik

B. Cara Allah Mengampuni Kesalahan Manusia

Sebanyak dan sebesar apa pun dosa kita kepada-Nya, yakinlah Dia akan menghapus 

dan melenyapkan. Allah Swt. akan mengampuni dan menghapuskan dosa apabila manusia bertaubat kepada-Nya.

C. Syarat Untuk Mendapat Ampunan Allah Swt.

Syarat untuk mendapat ampunan Allah Swt adalah bertaubat dengan Taubat Nasuha, yaitu taubat dengan sebenar-benarnya taubat. 

Ciri taubat nasuha sekurang-kurangnya melakukan lima hal di bawah ini:

a) Meninggalkan kemaksiatan yang dilakukan.

b) Menyesali dengan sangat karena telah melakukan dosa. 

c) Ampuni ya Rabbi, aku menyesal telah melakukan dosa dan maksiat kepada-Mu.

d) Berniat dan bertekad yang kuat sepenuh hati untuk bertaubat. 

e) Harus mendapatkan maaf dari orang yang dianiaya atau disakiti

Apabila kalian terlanjur melakukan sesuatu kesalahan atau perbuatan dosa walaupun kecil, bertaubatlah kepada Allah sekurang-kurangnya dengan mengucapkan istigfar.

Tujuan Pembelajaran

1. Membaca , menulis, dan menghafal Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan tartil.

2. Menjelaskan pesan-pesan pokok Q.S. Aḍ-Ḍuḥā dengan baik,

3. Menjelaskan hukum bacaan tafkhīm dan tarqīq dengan benar

4. Menumbuhkan sikap solidaritas dan saling membantu

5. Menunjukkan sikap terbiasa membaca Al-Qur’an dengan tartil


Pendalaman Materi

A. Surah Ad-Duha
- Surah Ad-Duha adalah surah ke-93.
- Surah Ad-Duha termasuk golongan surah Makkiyah.
- Surah Ad-Duha terdiri dari 11 ayat.
- Nama Ad-Duha diambil dari ayat pertama.
- Ad-Duha artinya waktu matahari sepenggalahan naik.
Lafal surah Ad-Duha

وَالضُّحٰىۙ ١ وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ ٢ مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ ٣ وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ ٤ وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ ٥ اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ ٦ وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ ٧ وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ ٨ فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ ٩ وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ ١٠ وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ ࣖ ١١ 

B. Terjemah Surah Ad-Duha
Perhatikan terjemahan Q.S. Aḍ-Ḍuḥā berikut:
1. Demi waktu Ḍuḥā (ketika matahari naik sepenggalah),
2. dan demi malam apabila telah sunyi,
3. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,
4. dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.
5. dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.
6. bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),
7. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,
8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
9. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.
10. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).
11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

C. Hukum Bacaan Tafkhim dan Tarqiq
1. Tafkhim
Tafkhim artinya menebalkan. Huruf-huruf yang harus dibaca atau dilafazkan tebal, terdengar bunyi hurufnya.
Huruf hijaiyah(تَفْخِيْمُ)yang wajib dibaca tafkhim ada 7 huruf yaitu: huruf  istila’ خ ص ض غ ط ق ظ  Ketentuan khusus huruf ل  dan  ر.
a) Huruf  ر sukun (mati), setelah huruf bertanda fatḥah. Contoh : مَرْيَمُ , قَرْيَةٍ
b) Huruf   ر sukun (mati), setelah huruf bertanda  kasrah bukan asli. Contoh : اِرْ جِعِى , اِرْحَمْ 
c) Huruf ر sukun (mati), setelah huruf bertanda ḍammah. Contoh : ذُرِّيَةٌ , قُرْبَةٌ 
d) Huruf ر sukun (mati) setelah huruf bertanda kasrah asli, sedangkan sesudah ر terdapat huruf istila’. Contoh :لَبِالْمِرْصَادِ 
e) Huruf  ر  bertanda baca ḍammah. Contoh :الاَخْيَارُ , رُفِعَتْ 
f) Huruf ل  dibaca tafkhim jika lafal jalalah pada lafaz  الجَلَالَةُ  didahului tanda baca fatḥah atau ḍammah
2. Tarqiq
Tarqiq (تَرْقِيْقٌ) artinya menipiskan. Huruf yang harus dibaca atau  dilafazkan tipis.
a) Huruf ر  dibaca tipis (tarqīq) tidak terdegar bunyi lafaznya.
b) Huruf  ر  bertanda kasrah . Contoh : سَنُقْرِئُكَ 
c) Huruf  ر  bertanda baca hidup yang jatuh setelah ya mati atau huruf līn, Contoh :الكَبِيْرُ , البَصِيْرُ 
d) Huruf ر  mati setelah huruf yang bertanda kasrah asli, sedangkan sesudah ر bukan huruf istila’. Contoh : فِرْ قَةٌ 
e) Huruf  ل dibaca tipis  jika berada dalam lafaz jalalah setelah huruf yang bertanda kasrah. Contoh : بِسْمِ اللّٰهِ 

D. Pesan Pokok dan Pengamalan Q.S Ad-Duha
Adapun pesan pokok Q.S Ad-Duha antara lain :
1. Penegasan bahwa Allah tidak meninggalkan dan membenci Nabi Muhammad saw sewaktu tidak turunnya wahyu
2. Larangan memperlakukan anak yatim dengan sewenang-wenang.
3. Larangan menghardik orang yang meminta-minta.
4. Perintah bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah Swt
E. Hadis Keutamaan Memberi
Al-Ḥadiṡ disebut juga as-Sunnah artinya perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad saw. yang dijadikan landasan  syariat Islam.

 اَلْيَدُّ اْلعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ اْليَدِّ السُّفْلٰى . فَالْيَدُّ اْلعُلْيَا هِيَ اْلمُنْفِقَةُ وَ اْليَدُّ السُّفْلٰى هِيَ السَّائِلَةُ

Artinya : 
“ Tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan yang di atas itu ialah yang memberi dan tangan yang di bawah itu ialah yang meminta.” (H.R Mutafaq ‘Alaih).
Perlu kalian tahu, bahwa memberi dalam ajaran Islam dikelompokkan menjadi sedekah, jariah, hibah, dan hadiah. Masing-masing memiliki ketentuan dan tatacaranya.
a) Sedekah diberikan kepada delapan golongan atau asnaf yang sudah ditentukan yang disebut mustahik, sebagaimana tercantum dalam surah at-Taubah ayat 60.
b) Jariah umumnya sesuatu yang diberikan untuk kepentingan umum, berupa uang atau benda.
c) Hibah artinya pemberian baik berupa harta maupun uang. Hibah tidak menghendaki imbalan. Hibah bertujuan untuk menjinakkan hati dan meneguhkan kecintaan di antara manusia.
d) Hadiah adalah suatu benda yang diberikan kepada orang tertentu karena penghormatan atau karena kasih sayang agar terwujudnya hubungan baik dan semata-mata untuk  mendapatkan keridlaan dari Allah Swt.
Tidak semua orang merasa senang menerima sedekah dan tidak semua orang bisa menerima hibah. Tetapi, semua orang akan merasa senang menerima hadiah.
َهَادُوْاتَحَابُّوْا (رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Artinya : “Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai” (H.R. al-Bukhari)
Orang yang didahulukan diberi hadiah adalah ibu, ayah, keluarga dan tetangga terdekat dengan kita.
Tidak boleh meremehkan pemberian orang lain, sekecil apapun pemberian itu merupakan ungkapan kasih sayang, tanda persaaudaraan, dan cinta si pemberi kepada kita yang diberi.
Membalas pemberian hadiah sangat dianjurkan, baik langsung ataupun ditunda beberapa waktu sampai kita bisa membalasnya dengan lebih baik.
Membalas pemberian orang lain sekurang-kurangya dengan upacan terima kasih.Berterima kasih kepada manusia merupakan akhlak yang baik, tanda syukur, dan ibadah kepada Allah Swt.
Memberikan tidak karena Allah Swt. atau karena ingin mendapatkan imbalan, atau dengan maksud untuk mendapat fasilitas, kemudahan, atau hal lain dengan pemberian itu, termasuk suap. Menyuap dilarang di dalam Islam. Penyuap dan yang disuap sama-sama dilaknat Allah, tempatnya di dalam neraka.

A. Arab Pra-Islam (sebelum Islam)

1. Jazirah Arab

Jazirah Arab diartikan sebagai nama sebuah pulau atau negara yang terletak di bagian Barat Daya Asia. Cuaca di Jazirah Arab kering dan sangat panas. Hanya pohon kurma yang mampu tumbuh dengan baik. Bangsa Arab banyak yang menggantungkan hidupnya dari beternak hewan (unta, domba, kambing dan keledai) dan berdagang.

2. Adat Kebiasaan Bangsa Arab

Bangsa Arab memiliki karakter mulia seperti :

a. Pemberani

b. Hormat akan harga diri dan martabat

c. Pola hidup sederhana

Bangsa Arab juga memiliki kebiasaan buruk seperti :

a. Membunuh anak perempuannya, karena dianggap aib

b. Suka berselisih, berkelahi dan berperang

c. Menyembah berhala

B. Kisah Nabi Muhammad saw

1. Kelahiran Nabi Muhammad saw

- Nabi Muhammad saw lahir pada hari Senin 12 Rabiul awal tahun 571 M.

- Nabi Muammad saw lahir dalam keadaan terkhitan, bersujud, bersyukur, dan wajah yang berseri-seri.

- Nabi Muhammad saw lahir dalam keadaan yatim.

- Nabi Muhammad saw diasuh dan disusukan kepada Halimah Sa’diyah. Halimah mengasuh Nabi Muhammad saw selama 4 tahun.

2. Masa Kanak-kanak Nabi Muhammad saw

- Pada usia 6 tahun ibunda Nabi Muhammad saw wafat dan Nabi Muhammad saw menjadi yatim piatu.

- Nabi Muhammad saw diasuh kakeknya, Abdul Mutalib selama 2 tahun. Pada usia 8 tahun kakeknya meninggal dunia.

- Nabi Muhammad saw kemudian diasuh pamannya, Abu Thalib.

3. Masa Remaja Nabi Muhammad saw

- Pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad saw diajak pamannya (Abu Thalib) berdagang ke negeri Syam.

- Dalam perjalanan Nabi Muhammad saw bertemu dengan seorang pendeta yang bernama Buhaira.

- Ketika Mekkah mengalami banjir dan Kakbah rusak, banyak kabilah yang berebut meletakkan Hajar Aswad. Akhirnya para kabilah sepakat yang berhak meletakkan Hajar Aswad adalah orang yang pertama kali lewat pintu “Bani Syaibah” dan yang lewat pertama kali adalah Nabi Muhammad saw.

- Nabi Muhammad saw mendapat gelar Al-Amin yang berarti dapat dipercaya.

C. Ayo Melantunkan Salawat, Syair atau Qasidah

- Salawat adalah ungkapan rasa cinta dan kerinduan kepada Nabi Muhammad saw.

- Salawat adalah salam penghormatan kepada Nabi Muhammad saw.

- Umat Islam harus membiasakan diri untuk bersalawat kepada Nabi Muhammad saw diantaranya dengan membaca :

- Bersalawat sekali kepada Nabi Muhammad saw, Allah Swt akan membalas dengan sepuluh kali.

- Qasidah adalah kumpulan syair yang berisi pujian-pujian oleh umat Islam.

 

A. Ketentuan Puasa

1. Pengertian Puasa

- Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.

- Perintah puasa terdapat dalam Al-Quran surah Al-Baqarah : 183

- Puasa wajib adalah puasa yang hatus dilakukan oleh orang yang sudah balig.

- Yang termasuk puasa wajib yaitu puasa Ramadan, puasa nazar dan puasa kifarat.

- Puasa Ramadan adalah puasa yang dilakukan pada bulan Ramadan.

- Perintah puasa Ramadan dimulai tahun ke-2 Hijriyah.

- Melakukan puasa Ramadan hukumnya fardu ‘ain (wajib).

2. Syarat-syarat Puasa

a. Syarat wajib puasa antara lain :

1) Balig

2) Islam

3) Berakal

4) Mampu 

b. Syarat sah puasa antara lain :

1) Beragama Islam

2) Tamyiz (orang yang dapat membedakan antara yang baik dan buruk) /mumayiz.

3) Suci dari haid dan nifas bagi perempuan

4) Pada waktu yang diperbolehkan puasa

3. Rukun Puasa

Rukun puasa antara lain :

a. Niat

b. Menahan diri

4. Sunah Puasa

Beberapa hal yang disunahkan saat menjalankan ibadah puasa antara lain :

a. Menyegerakan berbuka

b. Sahur

c. Mengakhirkan sahur

d. Berbuka puasa dengan kurma

e. Berdoa ketika berbuka

f. Memperbanyak sedekah

5. Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Hal-hal yang dapat membatalkan puasa antara lain :

a. Makan dan minum dengan sengaja

b. Muntah dengan sengaja

c. Haid dan nifas bagi perempuan

d. Gila atau hilang akal

e. Murtad 

B. Hikmah Puasa

1. Hikmah puasa terhadap tubuh

a. Alat pencernakan akan beristirahat

b. Puasa akan membersihkan badan dari sisa-sisa makanan

2. Hikmah puasa dalam kehidupan sosial

a. Membiasakan sabar dalam kehidupan

b. Membiasakan peduli pada orang lain

c. Menumbuhkan perasaan sayang kepada sesama

d. Mendidik perilaku amanah dan jujur

A. Berbakti kepada Orang Tua

- Hormat berarti menghargai, takzim dan khidmat.

- Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu amal salih yang mulia.

- Contoh perilaku hormat dan patuh kepada orang tua antara lain :

1. Menaati perintahnya

2. Mendengarkan nasihatnya

3. Membantu meringankan perkerjaan rumah

4. Mendoakannya 

- Hikmah berbakti kepada orang tua antara lain :

1. Bertambahnya kebaikan dan keberkahan

2. Memperoleh kemuliaan di sisi Allah Swt

3. Mendapat rahmat dan rido Allah Swt

4. Mendapat nikmat surga

B. Berbakti kepada Guru

- Guru adalah orang tua kedua di sekolah.

- Berbakti kepada guru sama halnya berbakti kepada orang tua.

- Contoh perilaku hormat dan patuh kepada guru antara lain :

1. Memuliakan dan tidak menghina guru

2. Memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran

3. Bertanya kepada guru apabila ada sesuatu yang belum dimengerti dengan sikap sopan

4. Berpakaian rapi dan sopan ketika belajar

- Hikmah berbakti kepada guru antara lain :

1. Memperoleh ilmu yang bermanfaat

2. Mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Swt

3. Keridaan guru merupakan kunci sukses

4. Menjadi pribadi yang tulus

C. Menghormati Orang Lain

- Menghormati orang lain artinya menunjukkan sikap menghargai orang lain.

- Orang yang tidak menghargai orang lain berarti menganggap orang lain lebih hina.

- Ciri-ciri orang yang menghormati orang lain antara lain :

1. Bersikap sopan dan santun

2. Tidak memilih-memilih teman

3. Menghargai pendapat orang lain

4. Menghargai keberhasilan orang lain

- Hikmah menghormati orang lain antara lain :

1. Rendah hati dan tidak sombong

2. Punya rasa malu

3. Tulus membantu orang lain

4. Menyayangi tanpa pilih kasih


A. Sifat-sifat Allah Swt
Sifat-sifat Allah Swt dibagi menjadi 3 macam yaitu sifat wajib, sifat mustahil dan sifat jaiz.
Sifat wajib Allah Swt yaitu sifat yang pasti dimiliki oleh Allah Swt.
Sifat mustahil Allah Swt yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah Swt.

No.

Sifat Wajib

Arti

Sifat Mustahil

Arti

 

Wujud

Ada

Adam

Tidak ada

 

Qidam

Dahulu

Hudus

Baru

 

Baqa

Kekal

Fana

Rusak/binasa

 

Mukhalafatu lil hawadisi

Berbeda dengan makhluk

Mumasalatu lilhawadisi

Sama dengan makhluk

 

Qiyamuhu binafsihi

Berdiri sendiri

Ihtiyaju lighairihi

Membutuhkan bantuan yang lain

 

Wahdaniyah

Maha Esa

Ta’adud

Berbilang atau lebih dari

 

Qudrah

Maha Kuasa

‘Ajzun

Lemah

 

Iradah

Maha Berkehendak

Karahah

Terpaksa

 

‘ilmun

Maha Mengetahui

Jahlun

Bodoh

 

Hayan

Maha Hidup

Mautun

Mati

 

Sama’

Maha Mendengar

Summun

Tuli

 

Basar

Maha Melihat

‘Umyun

Buta

 

Kalam

Maha Berfirman

Bukmun

Bisu

 

Qadiran

Keadaannya Maha Kuasa

Ajizan

Yang lemah

 

Muridan

Keadaannya Maha Berkendak

Karihan

Yang terpaksa

 

‘Aliman

Keadaannya Maha Mengetahui

Jahilan

Yang bodoh

 

Hayyan

Keadaannya Maha Hidup

Mayyitan

Yang mati

 

Sami’an

Keadaannya Maha Mendengar

Asamma

Yang tuli

 

Basiran

Keadaannya Maha Melihat

A’ma

Yang buta

 

Mutakaliman

Keadaannya Maha Berfirman

Abkam

Yang bisu

Sifat jaiz Allah Swt adalah sifat yang boleh ada pada Allah Swt

فِعْلُ كُلِّ مُمْكِنٍ اَوْ تَرْكُهُ

Artinya : “Berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu”
B. Asmaul Husna
1. Al-Wahhab
Al-Wahab artinya Maha Pemberi
Pelajaran yang dapat kita ambil dari asmaul husna Al-Wahhab antara lain yaitu :
a. Selalu bersyukur secara lisan dan perbuatan.
b. Menjadi orang yang peduli kepada sesama.
c. Melakukan perbuatan baik sebagai ibadah kepada Allah Swt.
d. Memelihara lingkungan sekitar dan alam semesta.
                   Manfaat orang yang meyakini asmaul husna Al-Wahhab
a. Tenang dalam menjalani kehidupan.
b. Selalu berusaha dengan sungguh-sungguh.
c. Menjadi orang yang tawakkal.
d. Menjadi orang yang pandai bersyukur.
2. Al-Kabir
Al-Kabir artinya Maha Besar.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari asmaul husna Al-Kabir antara lain yaitu :
a. Meyakini bahwa hanya Allah Swt Yang Maha Besar.
b. Selalu mengagungkan kebesaran Allah Swt.
c. Selalu merasa kecil di hadapan Allah Swt.
d. Bersikap rendah hati kepada semua orang.
Manfaat orang yang meyakini asmaul husna Al-Kabir
a. Disenangi Allah Swt dan manusia.
b. Merasa tenang karena mengandalkan Allah Swt.
c. Menjadi orang yang optimis.
d. Tidak menjadi orang yang meremehkan orang lain.