2. Menceritakan kisah peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw. ke
Madinah.
3. Membuat alur cerita kisah perjalanan hijrah melalui
gambar dan keterangan sederhana.
4. Menyimpulkan pelajaran di balik hijrah Nabi Muhammad saw.
ke Madinah.
5. Meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw. dan para
sahabat.
6. Membiasakan sikap percaya diri, teguh pendirian dan
bertanggung jawab.
7. Meyakini kebenaran kisah hijrah Nabi Muhammad saw. ke
Madinah.
Sebelum Nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah, beliau telah berdakwah menyebarkan agama Islam di Mekah. Pada masa awal kenabian, Nabi Muhammad saw berdakwah secara sembunyi-sembunyi sebagai sarana penguatan pribadi beliau. Setelah kurang lebih tiga tahun, Allah Swt memerintahkan beliau untuk berdakwah secara terang-terangan. Periode dakwah secara terang-terangan periode Mekah berlangsung selama 10 tahun hingga Allah Swt memerintahkan beliau berhijrah.
Pengertian hijrah dari segi Bahasa berarti memutuskan atau meninggalkan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hijrah ialah perpindahan Nabi Muhammad saw bersama Sebagian pengikutnya dari Mekah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy Mekah. Madinah adalah nama sebuah kota yang sebelumnya bernama Yasrib. Yasrib terletak di sebelah utara Mekah dengan jarak kurang lebih 450,4 km.
A. Sebab Nabi Muhammad saw Hijrah
Hal-hal yang menyebabkan Nabi Muhammad saw Ketika memutuskan hijrah ke Madinah, antara lain :
1. Dakwah Rasulullah saw di Mekah kurang berkembang karena penolakan orang kafir Quraisy
Kaum kafir Quraisy adalah kabilah penyembah berhala keturunan Ibrahim dari bangsa Arab yang menetap di Mekah. Ketika Nabi Muhammad saw berdakwah, kaum Quraisy melakukan perlawanan besar-besaran. Kekejaman kaum Quraisy di Mekah semakin membesar setelah wafatnya dua pelindung Nabi, yaitu istrinya, Khadijah, dan pamannya Abu Talib. Kaum Quraisy melakukan berbagai cara untuk menyakiti Nabi Muhammad saw dan berniat membunuhnya guna menghentikan dakwahnya. Kekejaman kaum kafir Quraisy juga dirasakan oleh para pengikut Nabi Muhammad saw di Mekah yang disiksa dan dipaksa untuk keluar Islam.
2. Peristiwa Baiat Aqabah serta permintaan penduduk Madinah agar Nabi Muhammad saw tinggal bersama mereka dan akan membantu untuk berdakwah
Baiat Aqabah adalah sumpah setia penduduk Madinah kepada Nabi saw dengan menyatakan keimanan kepada Allah Swt. Sebelum hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad saw pernah didatangi oleh penduduk Madinah pada tahun 621 M dan melakukan perjanjian Aqabah 1 atau Baiat Aqabah I. Perjanjian ini yang dilakukan di bukit bernama Aqabah, sekitar 5 kilometer dari Mekah. Ada 12 orang yang ikut dalam Baiat Aqabah I, 10 orang dari suku Khazraj dan 2 orang dari suku Aus. Dari suku Khazraj adalah Asád bin Zurrah, ‘Auf bin Haris, Muáz bin Al Haris bin Rifaáh, Zakwan bin Abdul Qays, Rafi’bin malik, Ubadah bin Samit, Abi Abdurrahman Yazid bin Sa’labah, Ábbas bin Úbadah bin Nadlah, Úqbah bin Amir Al-Jauhani, Qutbah bin Amir bin Hadidah. Dari suku Aus adalah Abu al-Haisam bin Tayyihan dan Úwaym bin Saídah.
Pada tahun 622 M rombongan ke-2 76 orang (73 laki-laki, 3 perempuan) dipimpin Ubadah bin Samit berbaiat kepada Rasul saw. Ada 12 orang terbaik dari rombongan kedua itu yang berjanji untuk mengawal risalah dan membantu Nabi saw. kemudian disebut Ansar. Mereka Kembali ke Yasrib dan berdakwah serta merindukan kedatangan Rasulullah saw datang ke Yasrib.
3. Perintah Allah Swt untuk berhijrah sudah turun kepada Nabi Muhammad saw
B. Kisah Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad saw
Tahukah kamu peristiwa perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah? Apa saja peristiwa yang terjadi selama dalam perjalanan? Bagaimana sambutan penduduk Madinah terhadap kedatangan Nabi Muhammad saw? Selanjutnya, kita akan belajar kisah perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw sejak persiapan berangkat sampai tiba di Madinah.
1. Ali bin Abi Thalib Menempati Tempat Tidur Nabi Muhammad saw
Kaum musyrik Quraisy merasa khawatir terhadap keberhasilan dakwah Nabi Muhammad saw jika beliau berhijrah ke Madinah untuk membangun satu komunitas muslim yang hidup tenang. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mencelakai Nabi Muhammad saw.
Allah Swt menyampaikan rencana kaum musyrik Quraisy ini kepada Nabi Muhammad saw. Beliau memerintahkan Ali bin Abi Talib untuk tidur di pembaringan beliau sambal memakai selimut. Pemuda-pemuda terpilih itu memata-matai tempat pembaringan Nabi Muhammad saw dan merasa yakin bahwa beliau masih tidur nyenyak. Tanpa mereka sadari, sebenarnya Nabi Muhammad saw sudah keluar rumah, meletakkan segenggam tanah di kepala masing-masing para pemuda tersebut sambal membaca firman Allah Swt surah Yasin ayat 9.
وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ ٩
Artinya : “Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi (pandangan) mereka. Mereka pun tidak dapat melihat.” (Q,S.Yasin {36}: 9)
Keesokan harinya mereka sungguh terperanjat Ketika mengetahui bahwa yang mereka duga Nabi Muhammad saw adalah Ali bin Abi Talib. Ketika Ali bin Abi Talib ditanya, ia bersikeras menjawab, “Saya tidak tahu”.
2. Nabi Muhammad saw ke Rumah Abu Bakar
Pada suatu siang menjelang hijrah, Nabi Muhammad saw berkunjung ke rumah Abu Bakar. Ketika masuk ke dalam rumah, beliau meminta hanya berdua dengan Abu Bakar.
Nabi Muhammad saw menyampaikan kepada Abu Bakar bahwa beliau telah mendapat izin untuk berhijrah. Abu Bakar menyampaikan bahwa dia telah menyiapkan dua unta. Satu untuk Nabi Muhammad saw dan satu untuknya guna perjalanan ke Madinah. Dia juga menghubungi Abdullah bin Uraiqit untuk menjadi penunjuk jalan.
3. Awal Perjalanan
Pada malam hari tanggal 27 Safar tahun ke-14 kenabian bertepatan dengan tanggal 12/13 September 622 M, Nabi Muhammad saw keluar dari rumah Abu Bakar. Mereka berjalan kaki ke Gua Sur. Bahkan beliau berjalan dengan ujung jari-jari kakinya supaya tidak meninggalkan jejak yang dapat ditelusuri. Gua Sur berjarak sekitar 6-7 km di selatan Mekah.
Nabi Muhammad saw menempuh perjalanan dengan mengambil jalur selatan Mekah yang biasanya digunakan dalam perjalanan ke Yaman, bukan jalur utara yang biasa digunakan menuju ke Madinah. Jalan ke gua sangat sempit, terjal dan banyak bebatuan. Sebelum menjauh dari perbatasan Mekah , Nabi Muhammad saw berhenti sesaat mengungkapkan rasa cinta beliau kepada tanah airnya. Beliau bersabda kepada kota Mekah seraya memandang Kakbah :
Demi Allah sesungguhnya engkau (wahai kota Mekah) adalah sebaik-baik bumi Allah dan yang paling Allah cintai. Andai aku tak diminta untuk keluar darimu maka aku tidak akan meninggalkanmu.
4. Di Dalam Gua Sur
Sebelum memasuki gua, Abu Bakar masuk terlebih dahulu, memeriksa jangan sampai ada sesuatu yang membahayakan Nabi Muhammad saw dan setelah segalanya aman, Abu Bakar mempersilahkan beliau masuk untuk beristirahat.
Rasulullah dan Abu Bakar tinggal selama kurang lebih tiga hari di dalam gua. Setiap malam putra Abu Bakar yakni Abdullah datang berkunjung ke sana, untuk menyampaikan perkembangan yang terjadi di Mekah. Lalu, ia kembali setiap subuh untuk melakukan aktivitasnya di Mekah agar tidak dicurigai. Sedangkan,Amir bin Fuhairah, bekas budak Abu Bakar, diberi tugas menggembalakan kambing di sekitar gua untuk menghilangkan jejak Abdullah. Pada malam hari, dia memerah susu kambing gembalaannya untuk diminum oleh Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar.
Para tokoh kaum musyrik di Mekah sangat kecewa. Kemudian mereka memberi tugas para pencari jejak untuk melakukan pencarian. Mereka dijanjikan hadiah besar yakni 100 ekor unta bagi yang menemukan Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar. Pemuda-pemuda Quraisy datang, mereka mondar-mandir mencari ke seluruh arah. Di dekat Gua Sur itu mereka berjumpa seorang gembala, dan ia berkata, “Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana.”
Waktu mendengar jawaban gembala itu, Abu Bakar berkeringat. Abu Bakar khawatir, mereka akan menyerang ke dalam gua. Dia menahan nafas, diam, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Allah Swt kemudian orang Quraisy naik ke gua itu, tapi selanjutnya ada yang turun lagi.
“Mengapa kau tidak menjenguk ke dalam gua?”tanya teman-temannya. “Ada sarang laba-laba di tempat itu dan saya lihat juga ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua. Jadi saya mengetahui tak ada orang di sana.” Nabi Muhammad saw semakin bersungguh-sungguh dalam doanya dan Abu Bakar semakin ketakutan. Ia mendekat ke arah Nabi Muhammad saw dan beliau berbisik di telinganya. artinya : Jangan bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita.
“Kalau salah seorang menundukkan kepalanya ke arah gua, pastilah kita terlihat,”kata Abu Bakar. Tetapi Nabi Muhammad saw menenangkannya sambil bersabda, “Bagaimana pendapatmu tentang dua orang dan Allahlah yang ketiga?”.
5. Perjalanan ke Madinah
Pada hari Senin tanggal 1 Rabiulawal tahun pertama hijrah, bertepatan dengan tanggal 16 September 622 M. Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar dijemput oleh Abdullah bin Uraiqit guna mengantar mereka menuju Madinah sambil membawa kedua unta yang dititipkan sebelumnya oleh Abu Bakar.
Sebelum menunggangi salah satu unta yang disiapkan Abu Bakar, Nabi Muhammad saw bersabda, “Aku tidak menunggangi unta yang bukan milikku.”Abu bakar berkata, “Ini hadiah untukmu”. Nabi bersikeras menolak hadiah itu sambil menanyakan berapa harga yang dibiayai Abu Bakar untuk membelinya. Karena desakan Nabi Muhammad saw , Abu Bakar menyampaikan harganya dan setuju untuk menerima pembayaran dari beliau. Ketika itu juga Asma’ putri Abu Bakar datang dengan bawaan bekal perjalanan, namun waktu bekal itu akan digantung di unta, dia tidak punya tali untuk mengikat, lalu dia memotong ikat pinggangnya dengan cermat. Satu potong untuk mengikat bekal dan yang satu digunakan untuk mengikat pinggangnya. Dengan peristiwa ini Asma’ diberi gelar Zat an-Nitaqain (pengguna dua ikat pinggang).
Dengan petunjuk dan perlindungan Allah Swt, mereka berangkat menuju Madinah melewati pantai Laut Merah, mengambil rute yang berbeda dengan yang biasa ditempuh oleh kafilah-kafilah yang menuju ke Madinah. Dalam perjalanan ini mereka mengendarai unta sendiri-sendiri, Abu Bakar berboncengan dengan Amir bin Fuhairah. Dalam perjalanan mereka berjumpa dengan beberapa orang, antara lain Suraqah. Dia awalnya berniat buruk terhadap Nabi Muhammad saw tetapi pada akhirnya justru melindungi beliau.
Rombongan Nabi Muhammad saw terus dalam kehati-hatian ketika bertemu dengan orang. Apabila Abu Bakar ditanya tentang identitas Nabi Muhammad saw, dia menjawab : “Dia yang menunjuki aku jalan”. Maksud Abu Bakar yang menunjukkan jalan keselamatan dunia akhirat. Sedang penanya memahaminya sebagai penunjuk jalan ke Madinah.
6. Yasrib menjadi Madinah
Pada tanggal 8 Rabiulawal 1 H/23 September 622 M rombongan Nabi Muhammad saw tiba di Quba. Mereka disambut dengan sangat hangat, apalagi setiap hari setelah salat subuh sampai zuhur berhari-hari mereka menantikan kedatangan Nabi Muhammad saw.
Penduduk Madinah yang mendengar tibanya Nabi Muhammad saw di Quba juga berdatangan menyambut beliau. Nabi Muhammad saw di Quba tinggal selama empat hari (Senin sampai dengan Kamis). Di tempat itu beliau membangun Masjid Quba.
Hari Jumat beliau Bersama Abu Bakar berangkat menuju Madinah diantar oleh keluarga ibu beliau dari Bani Najjar. Sebelum sampai ke Madinah, waktu salat Jumat telah tiba, maka beliau salat di perkampungan Bani Salim bin ‘Auf Bersama rombongan yang berjumlah sekitar seratus orang. Lokasi itu dikenal juga dengan nama Wadi (lembah) ar-Ranuna. Itulah salat Jumat Nabi saw yang pertama di Madinah.
Setelah salat Jumat, beliau menuju Yasrib yang sejak hari itu berubah namanya menjadi Madinatur Rasul yang disingkat dengan al-Madinah. Juga dinamai Taibah. Sahabat Nabi Muhammad saw , al-Barra’bin ‘Azib, yang menyaksikan peristiwa ini berkata : “Aku tidak pernah melihat penduduk Madinah sangat gembira seperti mereka menyambut Rasulullah saw.
7. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah
Semua orang menginginkan agar Nabi Muhammad saw tinggal di rumahnya, tetapi beliau berkata, “Biarkan saja unt aini berjalan, karena sesungguhnya dia telah mendapat perintah.” Unta kemudian berhenti duduk di lokasi Masjid Nabawi sekarang. Lalu unta itu bangkit dan berjalan lagi beberapa Langkah sambil menoleh ke kiri dan ke kanan, kemudian kembali ke lokasi semula. Di lokasi tersebut bermukim keluarga Nabi Muhammad saw dari Bani an-Najjar. Nabi Muhammad saw turun. Abu Ayyub al-Ansari segera mengambil barang-barang beliau. Walau setiap keluarga di perkampungan ini mendesak agar beliau tinggal di rumahnya, tetapi beliau mengelak dengan bersabda, “Seseorang hendaknya tinggal dimana barangnya berada.”
Setelah tiga hari, Ali bin Abi Talib menyusul, setelah menyelesaikan amanat (titipan) orang yang dititipkan kepada Nabi Muhammad saw waktu beliau masih di Mekah. Isteri Nabi, Saudah binti Zamáh Bersama Fatimah dan Ummu Kulsum (putri-putri Nabi Muhammad saw), Usamah bin Zaid dan Ummu Aiman (pengasuh Nabi Muhammad saw di waktu kecil) juga menyusul hijrah ke Madinah. Kaum muslimin yang pindah dari Mekah ke Madinah kemudian dikenal dengan nama kaum Muhajirin dan penduduk Madinah yang membantu perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw setelah hijrah ke Madinah disebut kaum Ansar.
Demikianlah perjalanan hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah untuk memulai babak baru; tugas mengeluarkan manusia dari jahiliyah (kebodohan) menuju khairu ummah (umat terbaik).
C. Hikmah Hijrah Nabi Muhammad saw
Kisah hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah memiliki nilai sejarah yang sangat berpengaruh dalam perjalanan dakwah Islam dan kehidupan kaum muslimin. Sejak Nabi Muhammad saw dan para sahabat tinggal di Madinah, dakwah Islam terus berkembang dan mengalami kemajuan yang pesat. Tahukah kalian hikmah dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah? Banyak pelajaran dan hikmah dari kisah hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah, antara lain :
1. Peristiwa : Pada peristiwa hijrah ini Nabi Muhammad saw bersama Abu Bakar melakukan perencanaan yang matang sebagai usaha untuk keselamatan. Sedangkan Ketika berada di gua Sur Nabi saw dan Abu Bakar memasrahkan diri kepada Allah Swt.
Pelajaran/hikmah : Setiap muslim hendaknya mampu menempatkan usaha dan kepasrahan kepada Allah Swt dalam menghadapi suatu peristiwa.
Teladan : ulet dan tawakal
2. Peristiwa : Sikap Nabi Muhammad saw yang hendak menerima hadiah unta dari Abu Bakar padahal sebelumnya beliau menerima hadiah-hadiah bahkan menganjurkan untuk saling bertukar hadiah.
Pelajaran/Hikmah : Ini memberi pelajaran bahwa dalam berjuang, seseorang harus dapat memberi segala yang dimilikinya hingga cita-cita perjuangan Islam tercapai. Tidak menanti hadiah dan imbalan atas perjuangan itu.
Teladan : ikhlas dan rela berkorban
3. Peristiwa : Keterlibatan semua kelompok dalam hijrah ini. Kelompok lelaki dewasa, Abu Bakar dan ‘Amir bin Fuhairah. Kelompok pemuda: Abdullah putra Abu Bakar. Kelompok remaja : Ali bin Abi Talib. Kelompok perempuan : Asma’ putri Abu Bakar. Yang terakhir kelompok nonmusllim: Abdullah bin Uraiqit.
Pelajaran/Hikmah : Perlunya keterlibatab semua kelompok dalam upaya mencapai cita-cita bersama.
Teladan : kerja sama